Rd. H. Abdullah
Riwayat ketika melatih murid-muridnyaRd.H.Abdullah ialah murid ama Sabandar yang bertempat tinggal di Bojong Herang, Cianjur. Pada setiap hari Minggu murid-muridnya datang untuk berlatih Pencak Silat, dimana tempat latihannya di dapur rumah Beliau.
Suatu hari Beliau berkata kepada murid-muridnya yang akan latihan. "Saudara-saudara semuanya,Mama punya uang lima rupiah dan akan menjadi milik siapa saja asalkan dapat mengambilnya dari kantong Mama". demikianlah uang Rp 5 tersebut diselipkan kekantong baju atasnya kemudian semua murid-muridnya disuruh menyerang. Namun tiada seorangpun yang dapat mendekati Beliau.
Murid-muridnya berkata: "Bagaimana kalau Mama ditutup matanya pakai saputangan dan kakinya diangkat sebelah sampai lutut. Jadi hanya sebelah kaki saja yang berdiri". Rd.H.Abdullah berkata: " Boleh saja akan mama laksanakan, dan jika kaki mama sebelah ini jatuh menginjak bumi, maka uang itu akan menjadi milik yang bisa menjatuhkan kaki Mama".
Murid-murid Beliau merasa gembira dan dipersilahkan menyerang satu persatu. Tetapi ternyata tiada seorangpun jua yang dapat menjatuhkan Beliau. Walaupun sudah berusaha didorong dengan sekuat tenaga, namun tidak juga jatuh. Kemudian Mama berkata: "siapa lagi yang belum menyerang ?". Muridnya yang bernama Wada`i menjawab: "Tinggal Enceng (Rd.Husen) yang belum Mama Haji".
Selanjutnya Mama menyuruh Enceng untuk mencoba karena Mama ingin mengetahui kekuatan Rd.Husen. Lalu Rd.Husen pasang kuda-kuda sambil maju mendekati mama Haji, langsung oleh raden Husen dijeblagkan (jurus dua jeblag Sabandar) dengan sekuat tenaga. pada akhirnya malahan Rd. Husen yang terpental ke belakang ada beberapa meter sehingga kepalanya menghantam ujung tembok sumur, sampai temboknya pecah dan kepala Rd.Husen benjol besar sekali. Selanjutnya kaki mama diturunkan dan berkata: " Enceng yang menang, sambil diberikan uang yang lima rupiah tersebut kepada Rd.Husen".
Sewaktu kemudian hari, Rd. Husen menceritakan kejadian tersebut kepada muridnya yakni Rd. Kartadimadja, bahkan didepan saya ( H.Syarif ) , beliau berkata : " Saya tidak tahu, kakinya Mama Haji terjatuh apakah karena kena dorong saya, atau karena kasihan kepada saya sebab kepala saya benjol sebesar kepalan tangan".
Riwayat peristiwa sore hari saat RamadhanPada waktu bulan puasa di Cianjur, kalau sore hari bila tidak turun hujan, ramai sekali orang berjalan-jalan. pada suatu hari Rd. H. Abdullah setelah ashar jalan-jalan menggunakan bendi (delman) , rupanya pada waktu itu kuda beliau ialah yang paling bagus rupanya di Cianjur. Tidak jauh jalan-jalannya dari Bojong Herang ke Selakopi sampai perempatan jalan ada anak-anak membakar petasan dan bunyi ledakannya keras sekali terdengar. rupanya kuda beliau tersebut jadi kaget lalu kabur dengan berlari sangat cepat sekali di jalan raya menuju pasar. dan ketika akan sampai di perempatan Warujajar, maka orang-orang yang berada di pinggir jalan pada berteriak : "Awas...., ada kuda lagi mabur..".
Di jalan raya yang begitu ramai ditambah ada mobil yang lewat, rupanya pikiran mama Abdullah jadi panik dan takut. kuatir kudanya itu akan menabrak mobil atau menabrak orang-orang. maka dengan gerak cepat segera tali kuda itu oleh mama Abdullah ditarik dengan kuatnya sehingga menyebabkan kuda tersebut jatuh dan lehernya patah sehingga mati seketika.
Rd. H. Abdullah selamat pada peristiwa itu, namun delmannya hancur, untung tidak sampai mencelakakan orang kata Mama haji.
Kejadian di rumah sakitPada suatu hari Rd.H.Abdullah pergi ke dapur melihat orang yang sedang membuat gula di dalam ketel besar yang sedang dipanaskan. kemudian beliau melihat ke atas ternyata ada genteng yang bocor berlobang. Walaupun disitu ada banyak orang, namun Mama haji tidak menyuruh mereka untuk membetulkannya, melainkan bahkan beliau segera mengambil tangga kemudian disandarkan pada tembok lalu naik dan membetulkan genteng itu sendiri. baru akan sampai pada ujung tangga lalu beliau jatuh, sebab tangganya terlalu tegak berdiri. dan begitu beliau jatuh mau menimpa gula yang lagi dimasak, dengan reflek beliau menggerakkan badannya ke samping dan jatuh kena benturan tembok sehingga tangannya menjadi patah , dan dibawa ke rumah sakit.
Kira-kira ada seminggu beliau dirawat di rumah sakit, ketika perbannya mau diganti, sambil dipegangi tangannya oleh dua orang juru rawat, rupanya terasa sakit. dan tiba-tiba tangannya itu reflek bergerak sehingga menyebabkan dua orang juru rawat itu menjadi terpental jatuh.
kemudian mama Haji berkata: " Maaf ya..., mama lupa".